Analis Masih Optimistis Sama BUMI

Written By chaello on Selasa, 18 Oktober 2011 | 03.54

Headline

Jakarta – Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) turun drastis pada perdagangan siang ini. Bagaimana pergerakannya menurut kacamata analis?

Pada perdagangan Selasa (18/10) sesi pertama, saham BUMI terpantau berada di level Rp2.050, atau anjlok Rp150 (6,8%). Adapun emiten ini mendominasi koreksi bursa, dengan nilai transaksi mencapai Rp 223 miliar, atau 12,3% dari total transaksi siang ini yang mencapai Rp1,811 triliun.

Koreksi BUMI melanjutkan pelemahan kemarin, dimana saham batu bara ini ditutup turun Rp50 ke Rp2.200 per lembarnya. Hal ini menyusul kabar penundaan divestasi 75% saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) kepada Bumi Plc, karena situasi pasar finansial global yang memburuk.

Seperti diketahui, sebagai induk usaha, BUMI berencana menjual sahamnya di BRMS. Divestasi ini dijadwalkan pada kuartal empat 2011, dengan nilai transaksi sekitar US$2 miliar yang akan dibayar Bumi Plc dengan menerbitkan convertible bond (CB).

BUMI berencana menjual CB tersebut untuk membayar utang perseroan, namun rencana tersebut dibatalkan karena perseroan tidak ingin menjual CB tersebut dengan harga diskon, terkait kondisi pasar yang volatile. Ini berarti, RUPSLB pada 21 Oktober 2011 mendatang hanya akan membahas rencana pembelian kembali saham (buyback) di pasar.

Terkait penundaan divestasi ini, analis Samuel Sekuritas Christine Salim masih memberikan rekomendasi positif untuk BUMI. “Maintain buy untuk BUMI dengan target harga dapat mencapai Rp3.950,”ujarnya dalam riset terbaru.

Ia sebelumnya mengakui, penjualan BRMS akan memberi keuntungan besar bagi Bumi Plc. Namun, sebaliknya akan membebani BUMI. Pasalnya, perusahaan tambang tersebut kehilangan hak atas dividen PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) untuk BRMS sekitar US$70 juta selama 2011–2012. ”Sehingga beban utang BUMI tetap tinggi,” paparnya.

Selain kehilangan dividen, BUMI juga harus membayar bunga obligasi US$ 41 juta per tahun. Hal ini bisa menekan laba bersih BUMI di 2011-2012 hingga 2,5%. Dividen Newmont memang diharapkan bisa membantu BUMI meringankan beban bunga, apalagi mengingat beban bunga perseroan tahun lalu yang mencapai US$ 508 juta. 

Sementara analis Indosurya Aset Manajement Reza Priyambada menilai, pelaku pasar masih dapat melakukan trading pada saham BUMI. Sentimen positif berasal dari kenaikan target produksi dan volume penjualan batu bara perseroan. “BUMI masih berpeluang menguat, meskipun terbatas,” ujarnya.

Katalis pendongkrak lain berasal dari konfirmasi bahwa PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) telah menerima tawaran dari Glencore Plc untuk membantu pelunasan utang (refinancing) sebesar US$597 juta. “Dengan Glencore membantu BNBR membuat sentimen positif terhadap saham BUMI. Ada investor baru atau mitra baru untuk mengurang utang perseroan,” kata Reza.

Sebelumnya Glencore dikabarkan bersedia memberikan pinjamana sebesar US$800- 900 juta untuk membantu Grup Bakrie membayar utang kepada Credit Suisse (CS) sebesar US$1.35 miliar. Nantinya, Grup Bakrie akan memberikan tambahan hak pemasaran batubara kepada Glencore dan dijamin oleh sebagian saham Bumi Plc.

Saat ini, pembahasan pinjaman telah memasuki tahap akhir dan diharapkan dapat diperoleh pada akhir Oktober 2011.

Namun, Yuganur Wijanarko, analis pasar modal dari HD Capital merekomendasikan investor untuk melepas saham BUMI. Ia menilai, kabar hutang baru yang didapat dari Glencore untuk membayar hutang sebelumnya, sudah tercermin dalam kenaikan harga, “Berita ini sudah terfaktorkan ketika IHSG mengalami koreksi Jumat akhir pekan lalu,”katanya.

Selain itu, imbuhnya, keadaan BUMI yang overbought (jenuh beli) sudah dikonfirmasi oleh indikator penyaring trend-non trend (ADX) yang slope down memberikan indikasi koreksi dari high. “Rekomendasi jual BUMI dengan target harga dapat mencapai Rp1.950,”ujarnya. [ast]Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) terpantau turun drastis pada perdagangan siang ini. Bagaimana pergerakannya menurut kacamata analis?

0 komentar:

Posting Komentar